Senin, 21 Juni 2010

Allah Punya Sejuta Cara Tuk Mengukir Senyummu....

Aku bersandar pada dinding bisu hdepan rumahku. Dalam fikirku, malam  begitu hening tanpa suara apapun. Mataku masih saja terpaku pada langit malam itu. Sepi. yah, tak ada satu pun bintang yang menghiasi, bahkan bulan yang biasa tampak berbalut secercah cahaya pun enggan hadir menemaniku malam ini. mengapa semua tiba-tiba menghilang?? dimana semua?? mengapa kalian tega meninggalkan aku dalam sepi dan hening seperti ini?? hanya isakan tangis kecilku yang memeriahkan suasana yang terlanjur hening. Tak ada hentinya air mata ini terurai jatuh pada pipi merahku sejak tadi senja menyapa. Ingin rasanya aku teriak tuk melepas kekecewaanku namun tiada daya yang aku punya saat itu. tubuhku terlalu lemah untuk berteriak bahkan hanya untuk berbicara pun bibir ini kaku rasanya, bungkam sekian lama karena lemah terlalu menyelubungiku.

Saat diamku, tiba-tiba terdengar dari arah belakang tubuhku. Gesekan langkah kaki pada tanah yang kering. Aku pun terbangun dari lamunanku pada langit yang tiada berubah dari semula ku lihat.

"assalamu'alaykum ukhti, sudah larut. Mengapa belum jua masuk kedalam rumah? maaf sebelumnya, saya tidak bermaksud apa-apa, tadi saya....", Sapa lelaki tegap dengan wajah teduh nan tampan padaku. Ia begitu tenang dan sopan.

"iyah, gag apa-apa kuq, aku cuma mau memandangi langit.", Sahutku tanpa mendengarkan penjelasannya lebih lanjut, karena ku lihat memang tak terlihat satu tanda kejanggalan pun kalau laki-laki ini ingin berbuat jahat padaku.

"oh, umh maaf ukhti, saya sudah menganggu kamu melihat langit.", sambil tertunduk lelaki itu menata pandangannya.

Aku masih saja terdiam membisu. Entah mengapa sepi dan kecewa selalu membuatku tertegun untuk waktu yang sangat lama sehingga tidak menghiraukan lingkungan sekitarku.

"ukhti.. ukhti.. maaf,," suara itu kembali membangunkanku.
"eh iyah, maaf," spontanku pada lelaki yang setia menunggu jawaban yang keluar dari bibirku yang semakin kaku karena dinginnya udara malam ketika itu.
"umh, maaf mas, darimana yah?? perasaan saya lum pernah melihat mas sebelumnya, atau saya yang gag pernah sadar sejak dahulu?" tanyaku sebagai awal percakapan kami.

saat itu malam yang gulita berubah menjadi begitu indah karena cahaya rembulan perlahan-lahan menembus awan gelap yang menyelubunginya hingga suasana malam yang gelap dan sepi berganti dengan malam yang indah dan mempesona.

"saya, memang baru pindah tadi sore ukhti. itu, rumahnya di depan rumah ukhti. saya fandy pindahan Tangerang. ini saya baru pulang selepas shalat isya di masjid seberang, saya perhatikan mengapa ukhti tidak beranjak dari tempat ukhti sedari tadi sore?",ternyata lelaki ini memperhatikanku.

aku bersimpuh malu. Tertunduk. wajah pasiku kini berubah memerah.

"adakah gundah yang menghantui perasaan ukhti? oh iyah nama ukhti siapa? dari tadi ukhti lum memperkenalkan diri.", suara tenangnya kembali menyapaku.

"ow, iyah.. saya... saya... nama saya rezki. ya rezki. gag kenapa-napa kuq mas. hanya saya lagi pengen sendiri. oh iyah mas, kenapa mas pindah kesini? dari Tangerang ke Bandung kan cukup jauh mas. mas pindah kesini bersama keluarga atau siapa? eh iyah mas, maaf sampai lupa menyuguhkan air untuk mas, sebentar yah mas". aku beranjak dari tempat dudukku lalu ku langkahkan kaki kecilku dan masuk ke dalam rumah untuk mengambil segelas air sejuk dan beberapa roti yang ku buat tadi pagi. sesaat ku kembali keluar menghampiri Fandy.

"ini mas, maaf yah mas, apa adanya ajah. sekedar mengganjal perut. maklum saya tinggal sendiri disini.", sambil mengulas senyum aku menyugguhkan roti dan segelas air untuk lelaki yang sudah berada di depanku.

"loh koq repot-repot, jadi gag enak ngerepotin.. rezki sendiri? mama? papa? kemana? lagi pergi yah? eh maaf gag bermaksud apa-apa. jangan marah yah, atau gag usah di jawab ajah, anggap tadi saya lagi ngelantur, ehm.. ngomong yang lain ajah kali yah rez." tanpa koma ia berbicara, mungkin takut membuatku kembali terdiam. aku pun tersenyum melihat tingkahya yang selalu menjaga kata-katanya agar tidak membuatku tersinggung.

"iyah gag apa-apa mas, mama dan papa?? beliau sudah tiada bersamaku. setahun yang lalu.........yah setahun yang lalu... semua pergi untuk meninggalkanku sendiri disini.", aku menahan tangisku untuk sesseorang yang baru aku kenal namun terasa sudah lama tak berjumpa dengannya.

"duwh maaf yah.... saya  gag bermaksud membuat rezki jadi sedih".
"iyah gag apa-apa mas, tadi mas lum jawab pertanyaan saya...", sahutku memecah suasana.
"saya pindah untuk melanjutkan study ke STT-IT, iyah rez, saya tinggal sendiri juga. Tapi sekarang udah enggak. soalnya udah ada ukhti yang jadi saudara saya. rumah kita kan depan-depanan, iya toh??" Fandy menggoda.
"bercanda kuq..."Fandy menambahkan. aku hanya membalasnya dengan sennyuman.

"Hua.....", tanpa sadar aku menguap namun segera ku tutupi dengan tangan kiri ku. Ternyata Fandy mengetahui hal itu dan segera meminta izin untuk berpamitan denganku, mungkin karena ia tidak mau mengangguku terlalu lama lagi.

"ukhti, malam semakin larut, kamu juga terlihat sangat lelah, ada baiknya kamu segara masuk dan segera istirahat, karena raut wajah kamu terlihat letih sekali. maaf sudah merepotkan. sampai bertemu besok yah.

”assalamu'alaykum" pamitnya padaku.
"oh iyah.... sampai ketemu besok yah... sama-sama mas... wassalamu'alaykum" aku mengakhiri perkenalan kami malam itu. aku masih berdiri tanpa beranjak dari tempat ku berpijak seraya memandangi punggung Fandy sampai ia masuk kedalam rumahnya. Dan setelah itu aku pun segera  masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu rapat-rapat. 




                                                          ***

Pagi menyapa tubuhku yang masih terbujur dalam buaian mimpi hingga ku terjaga dan segera tuk melaksanakan berbagai rutinitasku seperti biasa. Namun kurasa lain seperti yang  biasanya, entah mengapa dan apa yang terjadi pada diriku....
          Aliran darahku bagai terhenti sejenak. Terbayang masa-masa dahulu saat orang-orang yang ku sayangi senantiasa bersamaku.
         
                                                          ***
          ”kie, di atas lagi ngapain?”, teriak ibuku dari bawah.
          Ibu selalu memanggilku saraya berteriak jika aku berada di dalam kamar dan enggan tuk turun ke bawah. Kamarku memang berada di atas, namun tanpa berteriak  pun suara bisa terdengar olehku.

          ”iyah ma,,, kie lagi ngerjain tugas...”, jawabku cepat.
          ”lampunya jangan lupa matiin... udah pagi...”, sahut ibuku.
          ”iyah ma,”, segera ku matikan lampu dan membuka gorden kamarku, dan kembali meneruskan pekerjaanku.
          ”kie jangan lupa nanti makan.... kalau udah sakit orang tua yang repot,,,”
          ”iyah ma.... bentar lagi... kie lagi tanggung ngerjain tugasnya,,,,”, sahutku sekali lagi.

          Pagi itu cukup cerah, namun hatiku sedih. Itulah yang membuatku enggan tuk beranjak  dari kamar tidurku. Karena Sepuluh menit sebelum ibu memanggilku........

          Sayup-sayup ku dengar ayah dan ibu beradu kata. Suasana memanas. Padahal langit baru saja membuka mata. Kata-kata yang mereka lontarkan seraya menarik urat tenggorokan mereka, ditambah kakunya hati dah fikiran mereka.

          Berbagai kata terus saja membanjiri rumah kami yang mmbuatku menjadi sakit dan sedih. Bahkan air mataku tiba-tiba jatuh katena tak sanggup mendengarkan amarah mereka yang semakin lama membuncah bagai bom yang meluluh lantahkan semua yang ada. Termasuk hatiku.
         
          Kejadian ini memang bukan yang pertama bagiku, namun untuk kesekian kalinya. Selalu saja ada pertengkaran di rumah  yang sedang ku hiasi dengan alunan ayat suci di tiap sujudku. Namun ada saja yang memancing amarah mereka sehingga percekcokan tak dapat terhindarkan.

          ”ya Allah,,, aku letih mendengarkan semua ini?? Akankan semua berakhir dengan indah?? Ya Allah... sejukkanlah hati kedua orang yang ku sayang ini... redakanlah amarah yang menyelubungi hati mereka...” pintaku seraya menguraikan air mata.
          Aku tertegun  di depan pintu kamar. Memandangi keremajaan lagit di pagi hari. Indah. Awannya ..... subhanallah. Batinku menghibur. Aku selalu mengadahkan wajahku pada langit luas. Karena sejuta harap telah ku lambungkan disana. Serta merta kesedihan dan kegundahan hatiku bisa terobati walau hanya sejenak. Namun itu yang membuat hatiku lapang.
         
          Ku goreskan tinta hitam pada buku diaryku... teman dalam tiap waktu yang ku lewati selama nafas ini masih berhembus... sampai tiba mataku terpejam untuk selama-lamanya...

keluarga kie skrg gy hancur...
kacau balau semua.....
kie jd benci...........
pa guna kie....
kie sebel.
mama ma bpk jg.
smua bkin kie strez.
strezzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz,.....
knpa c.
mslh d klwarga kie kyk gni?????
keadaan skrg sangt...sangat...sangat bkin kie
gag bza mkir, kie jenuh ma smua nie...
dah cpk wat mendem smua mslh-masalah kie.....
kie pgn ngejerit sekenceng-kencengnya.
kie cpk dengan smua nie.
cpk bgd...
kie dah berusaha wat sabar ma smuanya...
py apa????
smua salah...salah...salah...
aku rindu ketenangan dan kedamaian...
aku rinmu kenangan dulu...
aku rrindu smuanya...
tapi knp cpt berlalu,,,,
hari-hari ku kini kelabu,
derai air mata pun tak jua berhenti.
entah sampai kapan...
sungguh aku tak sanggup dengan smuanya.....
ingin ku hidup bebas, lepas dari smua masalah,,,
dan ku harap smua kan berakhir..
yah berakhir seprti yang ku harapkan....
kelurga ku...
yah sebuah kata bermakna kedamaian..
kasih sayang dan penuh canda tawa...
perlahan-lahan menghilang...
jauh pergi meninggalkan dan menggores luka yang sangat dalam..
benakku smakin terluka...
kata-kata itu membuatku berfikir kembali...
kata-kata itu membuatku menjatuhkan air mta kembali...
aku sakit..
aku terluka dan teerjatuh dalam jurang kehampaan...
aku takut...
takut akan kenyataan pahit esok..
aku takut...
takut akan ketidakpastian.
aku takut.
takut akkan kehilangan kebahagiaan...
aku takut....
takut sekali...
smua membuat badanku seketika dingin membiru...
tak kunjung memberiku semangat dalam hidup.
lunglai bagai tinggal menunggu ajal....

            Gundahku kian menipis setelah dukaku ku uraikan pada lembaran kertas putih yang kini sudah terisi penuh guratan sedihku.

          Mataku terhenti ketika ku kembali memutuskan melihat langit. Ada namaku disana.... awan yang indah.... ku perhatikan kembali... awan kembali menari-nari... dan subhanallah... awan itu kini mengukir namaku..... ya rabb... terimakasih ya rabb... segala puji bagiMu......

          Waktu terus berputar, jarum jam sudah menunjukkan pukul 09.00. tak terasa.. aku terhipnotis akan kebesaran Allah cukup lama... dan itu membuatku lupa akan sedihku.
         
          Allah memang mempunyai sejuta cara untuk mengukir senyum indah hambaNya.....
         
          Segera ku beranjak dari tempatku, Memaksa tubuhku tuk berdiri seraya mengumpulkan tenaga yang sedari tadi melemah. Ku turuni tiap-tiap anak tangga.. perlahan namun pasti. Ku lihat dari balik tirai mama berdiam diri dalam kamarnya. Terbaring dalam sedihnya. Terpasung dalam qmarahnya. Matanya bsembab setelah air mata membendung kelopak matanya yang indah.

          Entah mengapa hatiku tersayat pedih melihat orang yang ku cintai menangis. ku langkahkan kaki kecilku menuju kamar mama yang tak jauh dari tempatku berpijak.

          Ku sapa namanya. Ku belai tubuhnya seraya mengobati luka pilu yang sedang menyelubungi hatinya saat itu.  

          ”ma.... mama kenapa?? Maafin kie yah klu tadi kie gag langsung menyahut seruan mama tadi... maafin kie yah klu dah nyakitin hati mama....maafin kie mah.... mama jangan nagis lagi yah ma.... kie minta maaf ma....”, penyesalanku pada mama.

          Mama masih saja terdiam dalam pasinya. Aku semakin cemas akan keadaan mama.  sat itu mungkin yang di butuhkan mama adalah istirahat dan melupakkan semua kejadian yang membuatnya menangis.

          Dengan terpaksa, ku tinggalkan mamaku di dalam kamarnya. Dalam do’aku, ku berharap... semoga mama kuat dan tegar..... aamiin...
                                                          ****
          Beberapa bulan yang lalu..... mama dan papa sudah beradu mulut. Setiap hari, setiap bertemu, setiap ada waktu pasti meeka beradu mulut. Tanpa ada bosan yang ku lihat.

          Mungkin mama takkan seperti itu jika tak ada penyebab yang menjadi alasan utama mereka bertengkar.
         
         

To be continue......

15 komentar:

  1. assalamu'alaykum...
    kawand... tlg tggalkan komentar yah...
    sbagai revisi tuk lbh memperbaiki gy...

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum.subhanallah..
    Sungguh miris membc crtanya ,jd kud sdh..
    Apa crta ini nyata ?
    Kalo y sbr ya smg allah memberi yg terbaik untk ukhti..
    Amien..

    BalasHapus
  3. gilaaaaaaaaaaaaaaaaaa.............!!!
    eh, subhanallah... ;p
    bagus bangett ki!
    mau ga klo kmu kirimin cepen kmu?
    lg ada lomba loh di internet,
    liat link nya yah,
    siapa tahu km menang.. :D

    http://budies.wordpress.com/2010/04/13/lomba-menulis-cerpen-remaja-2010/

    atau:

    http://3.bp.blogspot.com/_2rQwjRlvnNw/S_Ctc7t9qoI/AAAAAAAAAKk/5UAMh6H_IeM/s1600/poster-web-lmcpi.jpg

    BalasHapus
  4. kie,, itu cerita sapa?

    BalasHapus
  5. Assalamu'alaikum Wr.Wb Rezki, sukses & maju terus.. kunjungi juga blog ana "andriankamil4u.blogspot.com"

    BalasHapus
  6. kunjungi ana juga andriankamil4u.blogspot.com

    BalasHapus
  7. @ anonim.... syukran yah..... insya allah nti ku kunjungin.....

    @k fahri... wa'alaykumussalam.... alhamdulillah.. syukran yah kak...
    crtanya inspirasi dari seseorang muslimah yang d setiap do'anya ingin menjadi wanita shalihah n senantiasa berada di jalanNya.

    @sandra... alhamdulillah... bnran bagus ummi?
    ku pgn bgd kud lomba ummi tp pgn nta tanggapan tmen2 dlu...
    makasih yah ummi dah bantu aku... jadi tambah semangad!!!!

    @indra... crta siapa yah... crta dari mutiara althaf... ^^

    BalasHapus
  8. @mutiara althaf wah wanita yg hbt n tdk smbng...hehe..
    Oya tokoh pria yg ada dstu sapa tuh ,tambatan hatiny y ?
    Hehe...

    BalasHapus
  9. Oya kpn neh crta terusannya keluar ?
    Jd gk sbr neh...
    Hehe...
    Smgt truz ya ^^

    BalasHapus
  10. @k fahri..... fandy... cm karangan fiktif duand kak....
    insya allah... sabar yah... ^^

    @k indra.. oh k gun jun pyo......heheh..... nak ipb..... smngd yah!!!

    BalasHapus
  11. kk..memang is the best dh..kk pntes jd pnlis qo ssuai yg d cta"n kk...

    BalasHapus
  12. @ andre.....
    syukran yah...
    aaamiin.... ya rabbal 'alamiin......

    BalasHapus

komenter blog ini yah...